Efek Tambang Batu di Moramo Utara, Warga Wawatu: Banyak Anak yang Sakit Karena Debu

KENDARI – Sejumlah masyarakat Desa Wawatu, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan (Konsel) mengeluhkan dampak aktivitas perusahaan tambang batu PT Ramdhan Moramo, PT Hoffmen Energi Perkasa, dan PT Citra Kusuma Sultra.

Akibat aktifitas pertambangan tiga perusahan itu, diduga telah merusak lingkungan dan mengganggu aktivitas sosial masyarakat sekitar.

Salah seorang warga Dusun 4 Desa Wawatu, Emang menceritakan dampak yang dirasakannya, sebab aktifitas tongkang yang memuat material batu tambang, mebuat air laut tercemar dan merusak karang.

Emang yang berprofesi sebagai nelayan, harus menjerit karena lokasi yang biasanya digunakan untuk mencari rejeki telah tercemari dan rusak parah.

“Air laut tercemar, dulu sebelum ada tambang batu ini, satu liter bensin sudah bisa dapat 5 tusuk ikan karena spot mencarinya tidak jauh. Sekarang setelah ada tambang saya saja, minggu lalu keluar cari ikan habiskan 5 liter bensin hanya dapat 3 ekor,” ungkapnya, Kamis, (16/02/23).

BACA JUGA :  Lanjutan Pemeriksaan BPK, Plt Kepala BKAD Konut Ajak Seluruh OPD Kooperatif Memberikan Dokumen Pelaporan

Bukan hanya dampak ekonomi, akibat tambang itu juga membuat debu hasil pertambangan tertiup angin sampai dipemukiman warga dusun empat desa Wawatu dan berefek pada Kesehatan.

Menurutnya dari data Puskesmas Lalowaru, banyak warga desa Wawatu yang terserang sakit batuk dan infeksi pernafasan didominasi dari dusun empat.

“Bisa dicek datanya di Puskesmas, banyak anak-anak yang sakit karena debu hasil operasi tambang batu ketiga perusahaan tersebut,” tuturnya.

Hal senada juga disampaikan, Ketua RT Dusun 4 Desa Wawatu, Bahar menyampaikan keresahannya soal dampak yang dialaminya akibat tambang tersebut. Katanya, kerusakan laut ini berdampak parah pagi anak cucu mereka.

“Sekarang saja sudah rusak, kasian anak cucu kami nanti, sementara disini warga didominasi nelayan,” jelasnya.

Tak hanya itu, salah seorang warga Nursim juga menceritakan dan bahkan memperlihatkan tubuhnya yang dipenuhi bentol merah dan terasa gatal setelah ia menyelam dilaut yang tercemar itu. Pasca masuknya tambang membuat air keruh dan memangkas mata pencahariannya.

BACA JUGA :  Propam Polres Konawe Utara Laksanakan Giat Operasi Pemeriksaan Kelengkapan Diri Personel

“Tidak lama ji saya menyelam sudah gatal, baru gatalnya beda dari gatal kenna ubur-ubur, ini sampai luka badang kakita,” keluhnya.

Ditempat yang sama, tokoh agama dusun empat desa Wawatu, Ali Syafrin meminta pertanggungjawaban dari pihak perusahaan. Pasalnya dampak yang dialami warga sangat parah. Jika ini dilanjutkan tanpa ada keibaan akan mengancam keselamatan jiwa mereka.

“Kami hanya meminta belas kasih perusahaan, apa yang kami minta adalah hak yang kami miliki, karena kami sangat terdampak akibat aktifitas tambang ini. Apa yang kami minta tidak akan membuat kantong perusahaan ini goyang, sedikit saja, tolong,” tutupnya.